patah tulang rusuk
fraktur tulang iga

Patah Tulang Rusuk/Iga Karena Kecelakaan

Fracture costae atau patah tulang rusuk/iga merupakan salah satu jenis trauma akibat kecelakaan lalu lintas yang sering dijumpai di Rumah Sakit. 

Penanganan kasus patah tulang rusuk/iga bisa dilakukan tanpa operasi maupun dengan tindakan operasi

Perhatian : Artikel ini bersifat informasi dan edukasi,  bukan artikel ilmiah atau untuk rujukan akademis

Fungsi tulang rusuk/iga

Struktur rangka dada manusia dibangun  oleh tulang rusuk dan tulang dada depan (sternum) yang terhubung dengan tulang belakang, struktur rangka dada ini memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai pelindung organ di dalam dada (jantung, paru , pembuluh darah) dan sebagai struktur penopang terpenting pada sistem pernapasan manusia

Fungsi Pelindung

Karena berfungsi sebagai pelindung maka struktur rangka dada sangat kuat. Bentuknya yang melengkung dan terdiri dari 24 tulang rusuk (12 kiri dan 12 kanan) yang menghubungkan antara tulang dada depan (sternum) dan tulang belakang serta sifat dari iga itu yang lentur (recoil), membuat nya memiliki kemampuan yang kuat untuk menahan benturan dari luar.

Fungsi Pernapasan

Tulang rusuk juga berperan penting dalam mengatur pernapasan manusia. Tulang iga dibantu oleh otot-otot pernapasan, memiliki kemampuan untuk mengembang serta mengempiskan dada sejalan dengan proses manusia bernapas


Mekanisme Kecelakaan

Karena struktur rangka dada itu kuat dan adanya kemampuan recoil (kembang kempis) serta dilindungi oleh otot-otot dada yang kuat,  maka diperlukan energi benturan yang cukup besar untuk membuat tulang iga itu patah

Oleh sebab itu mekanisme kecelakaan yang terjadi pada pasien dengan patah tulang rusuk penting untuk diketahui karena dapat membantu menganalisa kemungkinan jumlah rusuk yang patah, area lokasi rusuk yang patah serta kemungkinan cedera yang bisa terjadi pada organ dada maupun organ lainnya

Pada trauma atau kecelakaan ringan seperti jatuh karena terpeleset, jatuh dari sepeda kecepatan rendah atau dari tangga dengan ketinggian kurang dari 2 meter maka bila terjadi patah tulang rusuk kemungkinan patahnya hanya ringan yaitu patah tapi posisi tulang yang patah masih stabil dan hanya melibatkan 1-2 rusuk saja sehingga sebagian besar tidak perlu tindakan operasi

Namun pada trauma yang melibatkan kecepatan tinggi atau energi yang besar seperti kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja, maka bila terjadi patah pada iga maka besar kemungkinan patahannya tidak stabil dan dapat melibatkan lebih dari 2 iga serta ada kemungkinan organ tubuh lain juga ikut cedera. Pada kasus ini sering memerlukan tindakan operasi


Pemeriksaan Utama

Secara umum pasien yang mengalami kecelakaan akan di lakukan pemeriksaan dan penanganan sesuai  standar penanganan pasien pada trauma kecelakaan seperti ATLS (Advance Trauma Life Support) , adapun khusus pada trauma dada dalam kaitannya dengan patah tulang iga , maka pemeriksaan yang penting dilakukan adalah 

Pemeriksaan fisik

Dokter bedah akan melakukan pemeriksaan berupa menilai jumlah dan karakteristik ritme pernapasan, gerakan dada, suara napas dan pemeriksaan kemungkinan cedera di bagian tubuh lain

Foto Rontgen dada (X-Ray Toraks)

Ini adalah alat diagnostik yang paling penting karena dapat memberikan banyak informasi tentang tulang iga yang patah (lokasi, jumlah, tipe patahan) serta menganalisa ada tidaknya cedera penyerta. Namun perlu diketahui bahwa rotgen dada tidak dapat menganalisa secara akurat pasien patah tulang iga pada bagian depan dada, sehingga apabila dokter bedah setelah memeriksa pasien dengan pemeriksaan fisik secara langsung dan mencurigai adanya kemungkinan patah pada bagian depan dada, maka memerlukan pemeriksaan yang lebih canggih yaitu CT Scan Dada (Toraks)

Laboratorium darah

Pemeriksaan darah yang diperlukan terutama adalah Hb (hemoglobin) dan analisa gas darah.  Pemeriksaan lab ini bertujuan untuk membantu mengevaluasi adanya kehilangan darah yang sering terjadi pada kasus kecelakaan serta gangguan oksigenasi akibat cedera pada paru-paru 


Cedera Penyerta pada Patah Iga

Ketika terjadi kecelakaan yang melibatkan patah tulang iga maka besar kemungkinan akan terjadi cedera penyerta dimana hal ini membutuhkan evaluasi dan penanganan khusus serta menjadi bagian dari perawatan keseluruhan pasien. Cedera penyerta yang sering terjadi antara lain :

Pneumotoraks

Yaitu adanya udara dalam ruang pleura yang merupakan suatu ruang antara paru dan dinding dada (rusuk dan otot dada). Bila ruang ini terisi udara akibat robekan paru maupun dinding dada, maka dapat menekan pengembangan paru sehingga akan mengganggu pernapasan. 

Kondisi ini seringkali bersifat gawat darurat dan selalu membutuhkan pemasangan selang dada (Chest tube dengan WSD – Water Seal Drainage) untuk mengeluarkan udara dalam ruang pleura. Pemasangan selang dada ini dilakukan dengan bius lokal di bed pasien ketika pasien masih di IGD atau di ICU

Hematotoraks

Adanya darah pada ruang pleura yang umumnya sebagai akibat  cedera pembuluh darah pada patah tulang iga atau akibat robekan jaringan paru. Sama seperti pneumotoraks, pemasangan selang dada juga diperlukan pada kasus hematotoraks. Pada beberapa kasus yang berat, jumlah darah yang mengisi ruang pleura bisa sangat banyak ( lebih dari 1 liter) sehingga tindakan operasi emergensi perlu segera dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi di dalam rongga dada

Memar paru (kontusio pulmonum)

ada benturan keras di area dada dapat menyebabkan juga cedera pada jaringan paru-paru. Seperti halnya bila bagian wajah seseorang dipukul pipinya maka dalam beberapa waktu akan terbentuk memar di area pipi yang terpukul akibat kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah kapiler. Memar ini dapat meluas dan akan bertahan hingga beberapa hari sampai hilang sendiri. 

Hal itu serupa dengan yang terjadi di area paru-paru. Bila terjadi kontusio (memar) paru maka akan terjadi kerusakan pada pembuluh darah kapiler paru, dan hal ini akan mengganggu proses pertukaran oksigen yang terjadi pada pembuluh kapiler dan alveoli paru (difusi)

Bila kontusio makin luas, maka proses difusi (pertukaran oksigen) akan terhambat dan ini akan menjadi penyulit dalam perawatan pasien karena oksigenasi yang kurang dapat menyebabkan pasien sesak hingga dapat terjadi gagal napas

Penanganan untuk memar paru ini adalah pemberian suplai oksigen yang cukup ke pasien dan melakukan pemantauan kondisi paru secara berkala dengan pemeriksaan rontgen dada secara serial sesuai klinis pasien

Cedera bagian tubuh lainnya

Tidak jarang kecelakaan yang terjadi pada kecepatan tinggi juga menyebabkan cedera pada organ tubuh lain seperti otak, organ dalam perut, tulang-tulang anggota gerak , tulang belakang, pembuluh darah besar dan organ lainnya. Perawatan pada pasien juga menjadi lebih sulit apalagi bila organ lain yang cedera juga perlu dilakukan tindakan operasi. Adanya kombinasi cedera antara organ-organ tubuh dapat meningkatkan angka resiko kecacatan bahkan kematian. 


Apakah patah tulang iga perlu Operasi? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada beberapa pertimbangan yang harus di analisa sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan perlu atau tidaknya tindakan operasi pada tulang iga yang patah 

Pertimbangannya antara lain bagaimana mekanisme kecelakaannya, usia pasien, jumlah dan area lokasi patah rusuknya, ada tidaknya cedera organ lain, riwayat penyakit penyerta yang dimiliki pasien sebelum terjadinya kecelakaan dan kondisi umum pasien paska terjadinya kecelakaan

Indikasi operasi 

Untuk menentukan indikasi operasi tentunya harus melalui pemeriksaan langsung oleh dokter BTKV karena indikasi operasi akan berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya. Namun secara umum ada 2 indikasi pada kasus patah tulang rusuk yang bisa menjadi pertimbangan awal sebelum memutuskan dilakukannya tindakan operasi :

Indikasi relatif (sifatnya pilihan) 

Relatif artinya bisa dioperasi atau bisa juga tidak dioperasi, dimana pilihan dikembalikan ke pasien. Beberapa kondisi yang umumnya menjadi indikasinya relatif antara lain :

  • Patah tulang rusuk simple (hanya 1 patahan)  pada bagian punggung berapapun jumlah tulang iga yang patah. Posisi patah di punggung umumnya lebih stabil dimana akan dibantu ditopang oleh otot-otot punggung yang kuat dan posisi pasien yang berbaring akan membantu mengurangi gerakan rusuk sehingga membantu proses penyembuhan 
  • Patah tulang rusuk di samping dada dengan jumlah 1-2 rusuk yang patah dengan hanya 1 titik patah

Bila dilakukan operasi, maka akan membantu pasien untuk bisa beraktivitas lebih cepat dan lebih cepat mengurangi nyeri akibat gerakan rusuk yang patah saat bernapas atau saat melakukan gerakan

Namun bila pasien memilih untuk tidak dioperasi hal itu juga tidak berbahaya, akan tetapi pasien akan lebih lama untuk bisa beraktivitas karena nyeri yang dirasakan akibat gerakan pada patahan rusuknya. 

Umumnya tulang rusuk akan menyatu secara alamiah pada waktu 4-6 minggu, sehingga bila pasien mampu untuk tidak banyak beraktivitas dan bisa menahan nyeri selama proses penyembuhan rusuknya itu maka operasi tidak diperlukan dan pasien selama perawatan dirumah akan dibantu dengan pemberian obat-obatan anti nyeri yang kuat dan fisioterapi bertahap

Indikasi Mutlak (absolut)

Mutlak disini artinya benefit/keuntungan yang didapat dengan dilakukan operasi akan sangat besar dibandingkan bila tidak dilakukan operasi, bahkan dapat berbahaya bagi kondisi pasien bila dibiarkan tanpa operasi. Indikasi mutlak untuk dilakukan operasi antara lain :

  • Flail Chest (Dada Mengambang)

hal ini terjadi bila terdapat  ≥3 tulang iga yang berurutan dimana patahannya terjadi pada ≥2 tempat per iga yang patah, sehingga membentuk segmen tulang yang bebas akibatnya dada seperti mengambang (flail).

  • Deformitas Berat pada Dinding Dada

Adanya pergeseran (dislokasi) yang signifikan dari patahan tulang iga dapat menyebabkan ketidakstabilan atau deformitas dinding dada. Biasanya terjadi pada lebih ≥3 tulang iga.  

Umumnya perubahan bentuk dada ini terjadi pada patah tulang iga di sisi samping dada (lateral)

  • Fraktur (patah) Iga Terbuka

Patah tulang iga  dengan luka terbuka di dada  sehingga bagian tulang iganya ada yang keluar. Hal ini berisiko tinggi terjadinya infeksi karena rongga dada akan terhubung dengan udara luar

  • Cedera Organ dalam dada yang  Memerlukan tindakan Torakotomi

Patah tulang iga disertai robekan pada paru-paru, cedera pembuluh darah besar, atau cedera jantung yang memerlukan tindakan operasi torakotomi (bedah dada)

Pada kasus seperti diatas, maka tindakan operasi bisa dikatakan sebagai suatu keharusan yang bertujuan untuk mengurangi resiko kecacatan bahkan kematian.

Namun perlu menjadi perhatian, bahwa untuk memutuskan perlu tindakan operasi atau tidak berdasarkan poin-poin yang disampaikan diatas, mutlak harus atas pemeriksaan serta analisa langsung dokter bedah dengan mempertimbangkan banyak faktor terutama pertimbangan manfaat dan mudharatnya bagi pasien

Operasi nya diapakan ?

  • sayatan akan dilakukan di area dada sesuai kebutuhan, paling sering di area punggung samping dada.
  • Otot-otot pernapasan akan di pilah atau dipotong untuk memberikan akses ke tulang iga dan paru-paru bila dibutuhkan. Setelah operasi selesai maka otot-otot ini akan dijahit kembali, oleh sebab itu, paska operasi perlu pemulihan dan rehabilitasi untuk melatih gerak otot-otot dada tersebut karena pasien pasti akan merasakan nyeri akibat manipulasi operasi.
  • Tulang iga yang patah akan di fiksasi (distabilkan) dengan plat logam yang di desain khusus untuk tulang rusuk. Jenis platnya pun bermacam-macam tergantung bagaimana bentuk patahannya. Plat rusuk ini pada sebagian besar kasus tidak diambil kecuali ada indikasi seperti infeksi atau atas keinginan pasien
  • Bila ada cedera organ lain seperti patah tulang tangan atau kaki,  maka operasi akan dilakukan bersamaan tergantung kondisi pasien secara umum
  • Setelah operasi selesai, sering kali akan dipasang selang dada untuk mengeluarkan udara atau sisa darah selama operasi berlangsung, biasanya selang dada akan di lepas 2 hari paska perawatan menunggu produk cairan sisa darah berkurang (pada dewasa kurang dari 100 cc/24 jam) dan berwarna jernih kemerahan tidak merah gelap darah segar

Waktu (timing) dilakukan operasi

Sebagian besar kasus patah tulang iga yang membutuhkan tindakan operasi adalah jenis kasus operasi yang terjadwal (elektif) bukan jenis operasi gawat darurat yang harus dilakukan saat itu juga, sehingga masih ada waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan kondisi pasien untuk layak operasi karena pada kecelakaan kemungkinan terjadinya cedera organ lain yang lebih darurat bisa terjadi seperti perdarahan otak atau perut dimana hal ini memerlukan penanganan khusus yang bersifat segera.

idealnya tulang iga dioperasi dalam rentang waktu 2-6 hari sejak terjadinya kecelakaan.


Perawatan paska operasi

Pada sebagian besar kasus patah tulang iga, pasien dapat dipulangkan 2-3 hari paska tindakan operasi setelah selang dada diambil dan setelah dilakukan evaluasi foto rontgen untuk menilai hasil operasi (posisi tulang iga, perbaikan cedera paru, cairan/darah paska operasi)

Perawatan lanjutan yang penting untuk dilakukan antara lain

Perawatan luka

luka pada operasi tulang iga umumnya ada 2 luka yaitu luka jahitan selang dada dan luka sayatan di punggung atau dada. Luka harus dibersihkan dan diganti perbannya tiap 2 hari atau kurang dari itu bila kasa lembab atau basah akibat keringat (biasanya sayatan yany di punggung)

Jahitan sayatan umumnya tidak diambil dan akan kering dalam waktu 1 minggu. Adapun jahitan selang dada harus diambil. Selama masih ada jahitan dan luka belum sembuh maka pasien tidak disarankan untuk mandi

Latihan napas dan gerakan dada

Setelah tindakan operasi maka pasien masih merasakan nyeri baik akibat benturan waktu kecelakaan maupun luka sayatan operasi, sehingga pasien lebih cenderung untuk menahan napas dan batuknya karena takut nyeri. Hal ini sangat tidak dianjurkan karena akan menghambat pemulihan dan beresiko terjadinya infeksi pada saluran napas dan paru-paru. Oleh sebab itu paska operasi pasien diberikan obat-obatan anti nyeri yang kuat serta di instruksi kan untuk latihan napas seperti sering mengambil napas dalam, bila batuk sambil meluk bantal, latihan meniup balon..dll

Seringkali kita mengkonsultasikan ke sejawat dokter spesialis rehabilitasi medik untuk membantu rehabilitasi pada pasien (chest fisioterapi napas) 

Pemberian Nutrisi

Kebutuhan gizi pasien penting untuk membantu pemulihan sehingga pasien harus tetap mengkonsumsi makanan bergizi tinggi kalori dan protein dan menghentikan rokok, untuk membantu proses penyembuhan luka serta kemampuan oksigenasi di paru-paru paska cedera

Aktivitas Fisik Paska Perawatan

Sebenarnya tidak ada batasan khusus untuk melakukan aktivitas fisik,  hal itu tergantung kekuatan dan kemampuan pasien sendiri terutama dalam hal rasa nyeri. 

Secara alamiah rasa nyeri akan berkurang bertahap dan akan hilang dalam waktu 4-6 minggu sejalan dengan proses penyembuhan patah tulang nya dan otot dada, sehingga pasien tetap disarankan untuk beraktivitas namun jangan berlebihan


Hikmah

dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الْمَرْأَةَ كَالضِّلَعِ إِذَا ذَهَبْتَ تُقِيمُهَا كَسَرْتَهَا وَإِنْ تَرَكْتَهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Sesungguhnya seorang wanita bagaikan tulang rusuk, jika kamu memaksa meluruskannnya, maka dia akan patah, jika kamu membiarkannya tetap bengkok maka kamu akan bahagia bersamanya”

(HR Muslim : 2669)

Dan juga sabdanya ﷺ

وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ إِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

“..dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, maka dia akan patah, tapi jika kamu membiarkannya, dia akan tetap bengkok, maka berikanlah nasehat kepada wanita dengan cara yang baik.”

(HR Muslim : 2671)

Bukankah tulang rusuk kita yang bengkok itu jauh lebih baik, dibandingkan tulang rusuk yang kita miliki sekarang ini… kita paksa untuk menjadi…. LURUS ?


Baca juga : Apa itu BTKV ?